MAKALAH
ILMU ALAMIAH DASAR
Tentang
ASAL USUL MANUSIA
OLEH : KELOMPOK I
Danang
Apriyanto(09830004)
George Michael
Lie(09830017)
Rohman
Susanto(09830036)
Hamdana Hidayatul
Azizah(09830034)
Sabirin
Muhtadin(09830166)
Bryan
Sandiyaga(09830034)
Joseph Abraham (09830153)
Umbu nd.S. Manang
(09830058)
Nala Wirabakti
(09830093)
Sahrul ( )
FAKULTAS TEKNOLOGI
INFORMASI
UNIVERSITAS MERDEKA MALANG
ASAL-USUL MANUSIA
Asal usul manusia telah menjadi
bahan perdebatan di segala zaman. Sebagian kitab-kitab kepercayaan manusia,
menjelaskan bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan. Berbagai tulisan kuno
Babilonia dan Mesir juga menegaskan hal yang sama, meskipun cara penciptaan
yang ditulis sedikit bervariasi, isu ini menjadi semakin populer bagi orang
modern seiring dengan berkembangnya teori evolusi, yang dipelopori oleh Charles
Darwin lewat bukunya Origin of the Species pada tahun 1859. Pemegang
teori ini memang memiliki pandangan yang sedikit beragam, namun secara umum
teori evolusi bisa dipahami sebagai pandangan yang menyatakan bahwa manusia
berasal dari suatu proses evolusi yang panjang, dimulai dari zat yang paling
sederhana sampai terbentuknya makhluk yang sangat kompleks yang disebut
“manusia”. Keberadaan zat hidup pertama ini biasanya dipahami sebagai hasil
dari sebuah peristiwa alam yang kebetulan dan tiba-tiba. Proses yang diperlukan
untuk evolusi ini bisa memakan waktu berjuta-juta tahun.
Benarkah bumi sudah berusia
jutaan tahun? Benarkah manusia merupakan hasil evolusi yang panjang? Bagian ini
hanya akan menganalisa teori evolusi berkaitan dengan “penciptaan” manusia.
Banyak orang secara sadar atau tidak sadar cenderung bersikap berat sebelah
pada waktu membandingkan kitab dengan ilmu pengetahuan. Mereka seringkali
melihat kebenaran kitab sebagai sebuah kebenaran yang subjektif dan sulit
dibuktikan, sedangkan penemuan ilmu pengetahuan sifatnya objektif, tanpa
prasangka dan bisa dibuktikan. Kecenderungan ini tentu saja tidak bisa
dibiarkan begitu saja. Dalam hidup ini banyak hal yang kita terima begitu saja
sebagai sebuah kebenaran tanpa kita perlu mengujinya terlebih dahulu. Coba
pikirkan pertanyaan ini: “Mengapa kita berani menyetir mobil/sepeda motor di
jalanan tanpa kuatir kita akan mengalami kecelakaan?” Bukankah keberanian
tersebut disebabkan keyakinan kita bahwa pengendara lain adalah orang yang
tidak terganggu kejiwaannya, memiliki kemampuan mengendarai dengan baik dan
memahami peraturan lalu lintas? Semua keyakinan ini tidak pernah kita buktikan
sebelumnya, tetapi kita menerimanya begitu saja. Begitu pula dengan dunia ilmu
pengetahuan dan teologi.
Ilmu pengetahuan mengasumsikan
adanya keteraturan gejala alam. Sama seperti teologi, ilmu pengetahuan juga
memiliki ruang tertentu yang menuntut kepercayaan atau iman dari orang yang menerima
kebenaran tersebut. Bagaimana dengan teori evolusi? Sebelum menganalisa secara
detil, kita perlu mewaspadai kesalahan istilah yang begitu sering kita gunakan.
Paham evolusi sebenarnya tidak layak disebut sebagai “teori”, karena pandangan
ini belum terbukti secara ilmiah. Paham ini lebih tepat disebut sebagai sebuah
hipotesa (dugaan ilmiah yang masih memerlukan pembuktian). Lebih jauh daripada
itu, hukum alamiah dan penemuan modern ilmu pengetahuan justru bertentangan
dengan paham evolusi. Tidak heran, sebagian besar pakar ilmu pengetahuan yang
ateis (tidak percaya adanya Tuhan) sekarang bahkan mencari solusi lain untuk
menjelaskan misteri keberadaan manusia.
Berikut ini adalah beragam
argumen yang membuktikan bahwa hipotesa evolusi bukanlah sebuah kebenaran,
bahkan menurut kaca mata ilmu pengetahuan sekalipun. Manipulasi data fosil.
Sejak pandangan evolusi bergulir para ahli semakin giat mencari berbagai fosil
dengan harapan menemukan “mata rantai yang hilang” yang bisa menjelaskan
transisi dari binatang ke manusia atau dari suatu tahapan evolusi ke tahapan
yang lain. Setelah berjalan puluhan dekade, mata rantai yang hilang itu tidak
pernah ditemukan. Sebagian dari mereka terpaksa memanipulasi data dan
melebih-lebihkannya supaya mendapatkan rekonstruksi kerangka makhluk hidup kuno
yang mendukung evolusi. Berikut ini adalah beberapa “penipuan” ilmiah
sehubungan dengan keberadaan fosil-fosil yang diduga sebagai mata rantai yang
hilang.
Ø Manusia
Piltdown: hasil rekayasa rekonstruksi yang menggabungkan sebuah rahang kera dengan
tengkorak manusia, kemudian diberi warna yang sama.
Ø Manusia
Jawa: para ahli modern menolak istilah ini. Mereka meyakini bahwa yang terjadi
sebenarnya hanyalah seorang manusia dan kera ditemukan di tempat yang sama.
Fosilfosil keduanya kemudian direkonstruksi menjadi “manusia Jawa purba” yang
dipercaya menjadi mata rantai dari binatang ke manusia.
Ø Manusia
Peking: alat-alat dan tulang-tulang manusia ditemukan di dekat kera-kera yang
otaknya dimakan manusia (orang di daerah tersebut memang memiliki kebiasaan
memakan otak kera).
Ø Lucy:
ia diklasifikasi ulang sebagai salah satu jenis kera yang sudah punah.
Ø Ramapithecus:
sebuah rahang dan geligi-geligi yang akhirnya dinyatakan bukan berasal dari
manusia, melainkan dari orang utan.
A. PROSES PERKEMBANGAN MANUSIA
Proses
kehamilan adalah proses dimana bertemunya sel telur dengan sel sperma hingga
terjadi pembuahan. Proses kehamilan (gestasi) berlangsung selama 40 minggu atau
280 hari dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir. Usia kehamilan sendiri
adalah 38 minggu, karena dihitung mulai dari tanggal konsepsi (tanggal
bersatunya sperma dengan telur), yang terjadi dua minggu setelahnya. Dalam
dunia kedokteran, proses kehamilan dibagi menjadi tiga fase sesuai dengan
pertumbuhan fisik bayi. Masing-masing fase tersebut disebut trimester.
Dalam fase
ini ada tiga periode penting pertumbuhan mulai dari periode germinal sampai
periode terbentuknya fetus.
A. Periode Germinal (Minggu 0 – 3)
Proses
pembuahan telur oleh sperma yang terjadi pada minggu ke-2 dari hari pertama
menstruasi terakhir. Telur yang sudah dibuahi sperma bergerak dari tuba fallopi
dan menempel ke dinding uterus (endometrium).
B. Periode Embrio
(Minggu 3 – 8 )
Proses dimana
sistem syaraf pusat, organ-organ utama dan struktur anatomi mulai terbentuk
seperti mata, mulut dan lidah mulai terbentuk, sedangkan hati mulai memproduksi
sel darah. Janin mulai berubah dari blastosis menjadi embrio berukuran 1,3 cm
dengan kepala yang besar
C. Periode Fetus (Minggu
9 – 12)
Periode dimana
semua organ penting terus bertumbuh dengan cepat dan saling berkaitan dan
aktivitas otak sangat tinggi.
- Trimester kedua (Minggu 12 – 24)
Pada trimester kedua ini terjadi peningkatan perkembangan
janin.
Pada minggu ke-18 kita bisa
melakukan pemeriksaan dengan ultrasongrafi (USG) untuk mengecek kesempurnaan
janin, posisi plasenta dan kemungkinan bayi kembar. Jaringan kuku, kulit dan
rambut berkembang dan mengeras pada minggu ke 20 – 21. Indera penglihatan dan
pendengaran janin mulai berfungsi. Kelopak mata sudah dapat membuka dan menutup.
Janin (fetus) mulai tampak sebagai sosok manusia dengan panjang 30 cm.
- Trimester ketiga (24 -40)
Dalam trimester ini semua organ
tubuh tumbuh dengan sempurna. Janin menunjukkan aktivitas motorik yang
terkoordinasi seperti menendang atau menonjok serta dia sudah memiliki periode
tidur dan bangun. Masa tidurnya jauh lebih lama dibandingkan masa bangun.
Paru-paru berkembang pesat menjadi sempurna. Pada bulan ke-9 ini , janin
mengambil posisi kepala di bawah dan siap untuk dilahirkan. Berat bayi lahir berkisar
antara 3 -3,5 kg dengan panjang 50 cm.
B. APAKAH
MANUSIA MODERN MERUPAKAN HASIL EVOLUSI?
Sebagaimana
kita sudah mengetahui sebelumnya, bahwa Teori Evousi merupakan sebuah teori
kontroversial yang dikenal dekembangkan secara spesifik oleh Sir Charles
Darwin.Menurut sejarah, Charles Darwin juga mengutik teori ini dari
ilmuwan-ilmuwan Biologi sebelumnya.
Evolusi secara
sederhana didefinisikan sebagai perubahan pada sifat-sifat atau frekuensi gen
suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi selanjutnya, perubahan
pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke
generasi berikutnya. Walaupun demikian, definisi “evolusi” juga sering kali
ditambahkan dengan klaim-klaim berikut ini:
- Perbedaan pada komposisi sifat-sifat antara populasi-polulasi yang terisolasi selama beberapa generasi dapat mengakibatkan munculnya spesies baru.
- Semua organisme yang hidup sekarang merupakan keturunan dari nenek moyang yang sama.
Mengingat manusia
merupakan makhluk khusus di bumi ini, maka asal usul manusia bukanlah persoalan
sepele dan remeh. Apabila pendekatan Teori Evolusi ini diterapkan benar-benar
bahwa manusia adalah makhluk yang terjadi secara evolusi, apalagi evolosi terjadi
dari kera.
Sekarang yang menjadi pertanyaan
kita, kalu memang evolusi itu terjadi,Apakah kita menemukan manusia di kutub
utara? Pada musim dingin kita perlu
pakaian untuk melindungi kita. Mengapa manusia tidak berevolusi dengan lapisan
kulit pelindung untuk menahan suhu? Tanpa pakaian yang tepat kita pasti akan
mati beku dalam suhu dingin atau kulit kita akan terbakar pada temperatur
panas. Dan kalau memang manusia berasal dari kera, kenapa kera sampai sekarang
masih ada dan kenapa nelum menjadi manusia juga?
Kesimpulan
kita bahwa manusia itu di ciptakan oleh Tuhan dan teori evolusi hanyalah
kebohongan atau mungkin kesalahan pemikiran orang pada zaman dahulu. Kita
sebagai umat beragama, jangan sampai percaya pada teori evolusi yang telah
menipu semua umat manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar